power plant

Steam Power Plant Siklus Uap Siklus dasar yang
digunakan pada Steam
Power Plant adalah siklus
Rankine, dengan
komponen utama boiler,
turbin uap dan kondenser Siklus sederhana steam power plant dan siklus Rankin sederhana Air dipompa masuk ke boiler, di dlam boiler air dipanaskan hingga menjadi uap. Uap yang telah dihasilkan ini akan memutar steam turbine, didalam steam turbine terjadi perubahan energi panas yang dibawa uap menjadi energi mekanik berupa putaran turbin. Setelah uap menggerakkan turbin uap akan masuk ke kondenser untuk didinginkan dan berubah fasa kembali menjadi air dan kemudian kembali dimasukkan kedalam boiler. Pada siklus Rankine dapat dilihat terjadi proses pemanasan air pada garis saturated yaitu titik 4-1. Lalu air dipanaskan hingga menjadi uap jenuh dan terus dipanaskan hingga manjadi uap kering (1-2), pada tahap ini terjadi pembertian energi dari luar yaitu berupa energi panas. Setelah menjadi uap jenuh, uap akan masuk ke turbin dan terjadi penurunan temperatur pada entropi yang sama (2-3). Lalu uap akan didinginkan, pada proses ini terjadi pelepasan energi kelingkungan (3-4). siklus uap dengan pemanasan ulang Silus uap dengan pemanasan Pada siklus diatas dapat dilihat uap yang masuk ke turbin dikembalikan lagi ke boiler. Biasanya turbin ini bertekanan tinggi dan turbin kedua merupakan turbin tekanan rendah. Pada diagram rankine dapat dilihat bahwa terjadi pemanasan ulang yaitu pada (2-2′) Siklus Air dan Uap pada Steam Power Plant Air yang berasal dari air laut.
Dimurnikan dalam Desalination Plant. Kemudian air diproses dalam Demineralisasi Plant, yang berfungsi mengecilkan kadar ion hingga mencapai kadar ion hingga mencapai kadar ion dengan konduktifitas 0,2 μv/cm.Air ini ditampung dalam Demin Plant dan sebuah Stand By yaitu Reserved Feed Water Tank dimana sewaktu-waktu air siap disirkulasi ke sistem. Air ini masuk ke kondensor pada suhu 40°C lalu dipompa dengan Condesate Extraction Pump ke Condensate Polishing untuk menurunkan kadar garam mineral yang terkadang pada air, lalu dilanjutkan ke pemanas dengan memanfaatkan uap panas bertekanan tinggi dari Air Ejektor. Dilanjutkan ke pemanas Glant Steam, dengan memanfaatkan uap panas bertekanan tinggi, yang dipakai sebagai perapat poros turbin. Air dipanaskan lagi di dalam Low Pressure Heater 1 hingga bersuhu 58°C, dilanjutkan dengan L.P Heater 2 hingga bersuhu 76,5 °C dan ke L.P Heater 3 hingga suhu 109 °C. Dari situ air dilewatkan Deaerator, dimana air diberikan uap panas agar gas oksigen terpisah dan dapat dibuang. Juga terjadi poros Hidrazine, yaitu pemisahan sisa gas yang masih terkandung pada air. Dearator juga memanaskan air hingga 140 °C. Kemudian air dipompa oleh Boiler Feed Pump ke High PressureHeater. H.P Heater dibagi menjadi beberapa tinggkat, yitu H.P Heater 5 dengan suhu keluaran 173 0C, H.P Heater 6 dengan suhu keluaran 201 0C, H.P Heater 7 dengan suhu keluaran 251 0C, H.P Heater 8 dengan suhu keluaran 270 0C. Dari Heater air di alirkan ke economizer dengan memanfaatkan gas hasil pembakaran yang bertemperatur tinggi. Hal ini bertujuan agar temperature air masuk boiler tidak jauh beda dengan air yang ada di boiler.
Lalu air dimasukkan ke Steam Drum. Di Steam Drum terjadi pemisahan antara air dan dan uap. Air di steam drum disirkulasikan ke pipa-pipa wall tube dan down comer pada dinding boiler untuk dipanaskan, hingga akhirnya kembali lagi ke steam drum. Aliran pada Wall Tube dan Down Comer adalah akibat perbedaan massa jenis air dan uap. Uap yang telah terbentuk dipanaskan lagi di superheater yang terdiri dari primari superheater dan secondary superheater, hinggga keluarnya berupa uap superheated bersuhu 5380C dengan tekanan 169 Kg/Cm2.
Uap kemudian masuk ke HP by pass yang berfungsi untuk menutup aliran uap ke turbin saat start Up atau Eergency. Uap diekspansikan ke High Preasure Turbin. Untuk pengaturan putaran H.P Turbin terdapat Valve, misalnya Main Stop Valve yang mengatur aliran saat start up dan Main Governing Valve yang mengatur uap saat dibebani pada putaran nominalnya. Dari H.P Turbin, uap mengalami penurunan tekanan dan temperature. Lalu menuju reheater untuk di panaskan kembali hingga
mencapai temperature 538 0C dan stop valve yang mengatur aliran uap. Kemudian uap di ekspansikan lagi di intermediat pressure turbin dan kemudian langsung masuk ke low preassure turbin 1 dan 2 tanpa mengalami pemanasan ulang. H.P turbin, I.P Turbin, L.P Turbin di kopel menjadi satu proses untuk menggerakan generator yang menghasilkan listrik. Uap yang keluar dari L.P turbin 1 Dan 2 di masukkan ke condensor. Tekanan pada condensor di vakum dengan air injector agar terjadi proses kondensasi secara cepat di condensor dan terjadi perbedaan tekanan yang besar dengan turbin sehingga gaya penggerak sudu turbin besar. Uap di condensor di dinginkan dengan air laut. Air yang dihasilkan di sirkulasikan lagi kedalam boiler, untuk mengatasi terjadinya kebocoran air dan uap, maka air hasil sirkulasi di tambah dengan air murni hasil desalinasi air laut.